Rabu, 27 Januari 2016

DALAM SEDIH KU TUTUP MATAKU UNTUK SELALU MENCINTAIMU

DALAM SEDIH KU TUTUP MATAKU UNTUK SELALU MENCINTAIMU

Karya : Andika Yogi Darmawan. 22 Januari 2016 (22.00) - Tangerang Selatan
Hai perempuanku...
Aku rindu sekali kepadamu
Meski hari hariku hanya bisa memeluk rindu dalam bayangmu...
Hai bintangku...
Kamu pernah bilang..
“ jaga bintangmu dimatamu yah untukku”
Akupun tertegun.
Diam dalam sunyi....
Bahagia dalam gelisah...
Dan kini..
Aku terjebak dalam nostalgia cinta.
Dan kini...
Aku terperangkap dalam gema suara halusmu
Aku tak tahu makna cinta sesungguhnya melainkan kamu.
Dan aku tak tahu bagaimana mencinta tanpa dicinta.
Rasa suka kadang bisa merubah segalanya,
Sayangpun hanyut terbawa derasnya aliran kesedihan.
Hingga saatnya
Langitpun tak mendengar lagi bisikan hatiku -,-
Bintangpun redum kian padam dengan cahayanya.
Hujanpun menghapus langkah cintaku.
Mengapa luka ini membuatku semakin cinta kepadamu.....
Mengapa aku terbudaki oleh tangisss...
Dan tertawa dalam sendu..
-,-
Harus nya aku kuat....
Harusnya aku kuat....
Harusnya aku bisa mengatasi semua ini
Tapi mengapa air mata ini terur jatuh...
Jatuh kepada cinta yang mengabaikanku...
Telapak tangan ini menjadi saksi luka hatiku
Mata ini menjadi saksi jatuhnya linang air mataku....
Seharusnya aku tak perlu tangisi
Hanya demi kenangan dan masalalu kita yang telah pergi....
Tapi Kapan...
Kapan...
Kapan aku mendapatkan cinta yang semestinya ku miliki untuk menjadi pendamping masa tuaku...
Memeluku disaat aku jatuh.
Merawatku disaatku sakit.
Memanjakanku diRIku
DI saat ku butuh,
Dalam relung waktuku
Dalam kisah cinta ku tanpamu
Dalam sedih kututup mataku untuk selalu mencintaimu.......

AKU ADALAH SEORANG PERASA

AKU ADALAH SEORANG PERASA

Karya : Andika Yogi Darmawan. 27/01/16 (09.00AM) - Pondok Cabe



Aku adalah seorang perasa yang hanya bisa mencinta tanpa mendua...

Aku adalah seorang tuna netra yang tak bisa memandang cinta sebelah mata...

Aku adalah seorang tuna wicara yang tak bisa mengungkapkan kata kata cinta.

Ini aku...
Dengan keistimewaan diriku.
Ini aku...
Dengan sejuta warna untukmu.


Tak masalah kau hiraukan cintaku, walau waktu kian berlalu.....

Dan kini aku duduk bersila, diantara berjuta warna, menulis puisi yang hanya aku, jiwa, dan hatiku yang mengerti.